Segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam. Yang telah menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji manusia; siapakah diantara mereka yang terbaik amalnya. Salawat beriring salam semoga terlimpah kepada nabi dan para sahabatnya beserta pengikut setia mereka. Wa ba’du.Dalam sebuah hadits yang sahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah di masaku, kemudian yang mengikuti mereka, kemudian yang mengikuti mereka sesudahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya beserta para tabi’in dan tabi’ut tabi’in adalah pendahulu umat ini. Inilah tiga generasi terbaik di dalam sejarah kaum muslimin. Di dalam kitab-kitab hadits kita bisa menjumpai hadits-hadits yang menyebutkan keutamaan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seperti misalnya dalam kitab Sahih Bukhari dan Sahih Muslim. Mereka berdua menyebutkan dalam bab-bab khusus tentang hadits-hadits yang berisi sanjungan dan pujian serta keutamaan para sahabat radhiyallahu’anhum ajma’in.
Bahkan di dalam al-Qur’an Allah menyebutkan keutamaan para sahabat yaitu kaum Muhajirin dan Anshar, bahwa Allah telah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Bukan itu saja, Allah juga telah menyiapkan untuk mereka surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Sebagaimana bisa dibaca dalam surat at-Taubah ayat 100.
Dari sini kita bisa mengetahui bahwa dipilihnya para sahabat oleh Allah untuk mendampingi perjuangan dakwah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki hikmah yang sangat agung dan tujuan yang sangat mulia. Yaitu supaya mereka mengajarkan kepada generasi sesudahnya bagaimana cara yang benar dalam beragama. Inilah yang dipegang-teguh oleh tiga generasi awal Islam; yaitu sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in. Tiga generasi pertama inilah yang sering disebut oleh para ulama kita dengan istilah salafus shalih/pendahulu yang baik.
Dengan demikian, adalah suatu kebutuhan dan keharusan bagi generasi yang datang setelah mereka untuk kembali merujuk dan melihat bagaimanakah metode para pendahulu yang salih itu dalam beragama. Dan hal ini adalah suatu yang sangat mungkin dan bisa dilakukan dengan cara membaca penjelasan mereka yang telah dibukukan dengan rapi oleh para ulama hadits dan aqidah serta ulama-ulama ahli fikih dan tafsir. Sehingga akan kita temukan bagaimana pemahaman para sahabat terhadap suatu ayat dan hadits dan prakteknya sekaligus.
Inilah yang disebut dengan istilah manhaj dalam beragama atau metode memahami dan mengamalkannya. Manhaj ini mencakup perkara-perkara agama yang menjadi pedoman kaum muslimin dalam berkeyakinan, menimba ilmu, beramal, dan berdakwah. Pujian yang diberikan oleh Allah dan Rasul-Nya kepada tiga generasi terbaik itu bukanlah tanpa makna. Sebab pujian ini dimaksudkan agar generasi sesudah mereka mengikuti jalan dan pemahaman mereka. Oleh sebab itu di dalam surat at-Taubah ayat 100 Allah juga memuji sebuah golongan selain para sahabat yaitu ‘dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik’. Hal ini menunjukkan bahwa para sahabat memiliki manhaj/jalan yang jelas dan wajib diikuti dalam beragama.
Karena itulah para ulama memberikan nasihat kepada kita untuk mempelajari dan memahami pokok-pokok serta kaidah manhaj para sahabat dalam beragama. Karena itu pula para ulama aqidah secara khusus membuat buku-buku yang membahas prinsip-prinsip dasar dan pedoman utama yang akan menuntun setiap muslim dalam mengikuti jalan para sahabat itu. Seperti kitab-kitab yang ditulis dengan nama as-Sunnah atau Ushul as-Sunnah, atau asy-Syari’ah, atau I’tiqad, atau ‘Aqidah Salaf, atau al-Iman, atau at-Tauhid, dan lain sebagainya.